Instant Gratification, Dampak Buruk dari Media Sosial

Instant Gratification, Dampak Buruk dari Media Sosial
Image by freepik

Care People pernah merasa kalo main HP jauh lebih seru daripada ngerjain tugas atau kerjaan? Hati-hati, kamu mengalami yang namanya instant gratification. Mungkin kamu pernah dengar istilah itu di media sosial. Yup, istilah ini erat kaitannya dengan media sosial, loh. Yuk, kita bahas!

Apa itu Instant Gratification?

Instant gratification atau gratifikasi instan adalah keinginan untuk mendapatkan kepuasan secara instan tanpa usaha. Orang yang punya instant gratification lebih menginginkan kebahagiaan yang langsung daripada menunggu lama demi reward yang lebih baik. Misalkan, kamu menabung untuk tiket konser tahun depan seharusnya kamu menyisihkan duit untuk dimasukkan ke tabunganmu, tetapi kamu malah tergoda untuk membeli album baru sehingga tabungannya tidak terkumpul sepenuhnya. Kamu tahu menabung butuh kesabaran yang lebih, tetapi kamu merasa "kok lama banget ya terkumpulnya" dan kamu tidak bisa menahan diri melihat godaan di luar sana. Intinya, kamu ingin segalanya serba cepat atau instan.

Kebalikan dari instant gratification adalah delayed gratification, yakni menunda kepuasan sementara. Kalo kamu menerapkan delayed gratification, kamu akan menunggu lebih lama demi imbalan yang lebih baik. Kamu akan menunggu uang tabunganmu terkumpul semua sehingga kamu bisa menikmatinya nanti. Jadinya, kamu lebih disiplin dalam mencapai tujuanmu.

Terus, Hubungannya sama Media Sosial Apa?

Kamu pernah ga sih bikin goals atau tujuan tapi, kamu malah terdistraksi sama media sosial? Kamu melihat ada godaan di internet yang bikin kamu teralihkan dari goals kamu. Ini kemungkinan besar pernah kamu alamin, kamu pernah nonton video ga sampai habis? Kamu lebih memilih loncat ke bagian yang kamu ingin tonton daripada menunggu. Kita sering mengonsumsi konten-konten yang pendek sehingga membuat attention span kita pendek. Alhasil, kita kesulitan untuk fokus menonton video yang berdurasi lama atau membaca paragraf panjang. Makanya, kita ingin selalu cepat dalam hal apapun.

Terus, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kalo kamu melakukan ini terus menerus, kamu tidak bisa mencapai goals kamu, loh. Alhasil, tujuan kamu terbengkalai karena keinginan yang harus dipenuhi saat itu, tapi kamu jangan khawatir kamu bisa mengurangi instant gratification tersebut

  • Sadari dorongan yang muncul

Ketika kamu punya goals, kamu harus identifikasi dorongan atau tantangan yang muncul. Misalkan, kamu mau nurunin berat badan lalu, kamu tulis tantangan yang bakal muncul seperti junk food, jajanan pinggir jalan, makanan manis-manis, dan lain-lain supaya kamu bisa mengantisipasinya di tengah-tengah perjalanan meraih tujuanmu.

  • Identifikasi konsekuensi dari hambatan tersebut

Sesudah kamu mengetahui hambatan yang bakal hadir, kamu bisa tulis konsekuensinya seperti dampak dari sering makan junk food adalah berat badannya naik. Dengan menulis impact dari suatu tantangan, maka kamu akan berpikir dua kali untuk membuat keputusan.

  • Ikuti akun-akun yang menginspirasimu

Jika kamu punya goals yang ingin dicapai dalam waktu dekat atau jauh, sebaiknya kamu follow akun yang sejalan dengan tujuanmu. Misalkan, kamu ingin menabung dana pensiun, maka ikutilah orang-orang yang bagus dalam literasi finansial.

Nah, itulah yang kamu bisa lakukan untuk mengatasi instant gratification. Kalo ini terus dibiarkan, maka akan membuatmu orang yang impulsif bahkan susah untuk menerima ketidaknyamanan. Maka dari itu, kita harus menerapkan delayed gratification